Perbedaan Akuntansi Komersial dengan Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi merupakan bagian penting dari kegiatan bisnis dan pemerintahan. Ada dua jenis akuntansi yang umum dikenal, yaitu akuntansi komersial dan akuntansi pemerintahan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mencatat dan melaporkan transaksi keuangan, namun terdapat perbedaan antara akuntansi komersial dengan akuntansi pemerintahan.
Perbedaan Akuntansi Komersial dengan Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi merupakan bagian penting dari kegiatan bisnis dan pemerintahan. Ada dua jenis akuntansi yang umum dikenal, yaitu akuntansi komersial dan akuntansi pemerintahan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mencatat dan melaporkan transaksi keuangan, namun terdapat perbedaan antara akuntansi komersial dengan akuntansi pemerintahan.

Menurut Kerry Soetjipto (1994), kegiatan pemerintah dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu: 

  • 1.  Yang kegiatannya tidak bertujuan mencari laba melainkan meningkatkan pelayanan untuk masyarakat, 
  • 2. Yang  kegiatannya  mirip  dengan  perusahaan,  walaupun  mencari  laba  bukan  tujuan  utamanya,  melainkan  untuk  mempertinggi  penyediaan  jasa  bagi masyarakat. Organisasi jenis ini memperoleh pendapatannya dari menjual jasa kepada masyarakat dan dikenal sebagai organisasi nirlaba.


Untuk golongan kedua ini, akuntansinya lebih mirip dengan akuntansi komersial, antara lain adanya basis akrual, terdapat Laporan Laba/Rugi (Income Statement) walaupun  bukan  tujuan  utamanya  mencari  keuntungan,  serta  berlakunya penandingan beban dengan pendapatan  (matching cost against revenue). Oleh karena itu, pembedaan antara akuntansi komersial dengan akuntansi pemerintahan terutama adalah membandingkan antara kegiatan pemerintah golongan pertama dengan akuntansi komersial.   

Perbedaan  antara  akuntansi  komersial  dengan  akuntansi  pemerintahan pertama-tama yang bersifat umum atau universal, dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan perbedaan  yang lebih  spesifik  untuk  kasus  akuntansi  pemerintahan  di Indonesia.

1. Perbedaan Tujuarn

Perbedaan  ini  terjadi  karena  adanya  perbedaan  tujuan,  yaitu  untuk pemerintah mempunyai tujuan nirlaba, sedangkan bagi perusahaan bisnis jelas tujuannya adalah mencari laba.  Perbedaan ini  menimbulkan perbedaan data akuntansinya, yaitu: 

  • a.  Tidak  adanya  perhitungan  laba-rugi  pada  pemerintahan,  sedangkan  pada perusahaan bisnis, bottom line (angka laba atau rugi) sangat penting. Pada umumnya, di  pemerintahan  terdapat perhitungan  anggaran-realisasi  dan perhitungan pendapatan-belanja, yang akan menghasilkan angka surplus atau  defisit. 
  • b.  Tidak adanya masalah penilaian kembali  (revaluasi) atas aktiva atau aset pada pemerintahan; dimana pada akuntansi komersial dimungkinkan adanya penilaian kembali aktiva dengan syarat-syarat tertentu. 
  • c.  Masalah penyusutan atau depresiasi  (maupun deplesi dan amortisasi) atas aktiva  tetap  tidak  penting pada akuntansi pemerintahan; sedangkan pada akuntansi komersial terdapat hal tersebut. 
  • d.  Prinsip  penandingan  beban  dengan  pendapatan    (matching  cost  against revenue)  pada  akuntansi  pemerintahan  tidak  ada;  yang  ada  adalah penandingan anggaran-realisasi dari pendapatan-belanja.  

2. Masalah Pendapatan

Pada  pemerintahan,  pendapatan  diperoleh  secara berulangkali (reflektif) untuk membiayai belanja pada tahun anggaran tertentu, sedangkan untuk tahun berikutnya, pendapatan serupa dapat diperoleh lagi. Pendapatan di sini tidak bersifat  revolusing,  yang  maksudnya  tidak  dapat  diputar  lagi  untuk  belanja tahun-tahun  yang akan datang. Hal  ini  sangat  berbeda  dengan  perusahaan dengan  motif  laba,  dimana  pendapatan  tahun  ini  dapat “disimpan”  untuk digunakan pada tahun-tahun mendatang.


Pendapatan pada pemerintahan sebagian besar diperoleh dari pendapatan pajak yang bersifat pemaksaan (compulsory) dimana atas penerimaan tersebut, pemerintah tidak  mempunyai kewajiban untuk memberikan imbal balik yang bersifat langsung kepada para wajib pajak. Sedangkan pada perusahaan bisnis, pendapatan diperoleh dari pihak-pihak yang secara sukarela memerlukan barang atau jasa, serta terdapat kewajiban yang langsung dari perusahaan kepada pihak pembeli barang atau jasa.


Pengertian  pendapatan  pada  akuntansi  pemerintahan  sebagian  sama pengertiannya dengan yang berlaku pada akuntansi keuangan, yaitu “sebagai akibat dari  kegiatan operasi”. Namun pada akuntansi pemerintahan termasuk juga penerimaan pinjaman jangka panjang dan penjualan aktiva tetap. Pada akuntansi  keuangan,  dua  hal  tersebut  tidak  dapat  digolongkan  sebagai pendapatan (income). 

3. Masalah Beban 

Pada akuntansi keuangan terdapat pengertian expense (beban), sedangkan pada akuntansi  pemerintahan  tidak  menggunakan  istilah  expense  melainkan expenditure (kurang  lebih  berarti  pengeluaran  anggaran  atau  belanja).  


Pengertian expenditure di sini mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengertian  expense,  yaitu  selain  mempunyai  pengertian  yang  sama  dengan expense,  juga  termasuk  didalamnya  adalah  pembayaran  angsuran  atau pelunasan hutang jangka panjang dan pembelian aset tetap.

4. Masalah Penganggaran

Pada pemerintahan  terdapat  akuntansi  anggaran    (budgetory  accounting), anggaran tersebut termasuk dalam sistem akuntansi serta terdapat akun atau rekening (account) “anggaran” dalam bagan rekening (chart of account).

Sedangkan dalam akuntansi keuangan, walaupun terdapat anggaran, tetapi anggaran tersebut tidak termasuk dalam sistem akuntansi dan karenanya tidak terdapat rekening “anggaran” pada bagan atau klasifikasi rekening. Dalam hal ini, penandingan antara anggaran dengan realisasinya dilakukan di luar akuntansi (extra comptabel).

5. Masalah Tanda Pemilikan Individual  

Pada  perusahaan  bisnis,  terdapat  tanda  kepemilikan  individual  atas perusahaan  tersebut,  misalnya  adalah  saham.  Pemegang  tanda  kepemilikan tersebut  dapat  menjual,  menghibahkan, atau menukarkan tanda kepemilikan tersebut  dengan  pihak  lain.  Pemilik  tanda  tersebut  dalam  akuntansi  dicatat sebagai “modal saham” atau nama lainnya, yang bertindak sebagai pemegang kebijakan stratejik perusahaan.

Pada akuntansi pemerintahan, tanda kepemilikan individual seperti itu tidak ada, sehingga tidak ada pencatatan  “modal saham”. Pada hakekatnya, yang bertindak sebagai pemegang kebijakan stratejik adalah rakyat sebagai pemegang kedaulatan, yang dalam praktiknya diwakili oleh lembaga legislatif.
Baca Juga  Unsur Laporan Keuangan Pemerintah

6. Masalah Basis Akuntansi

Pada  awalnya,  akuntansi  pemerintahan  Indonesia  berlaku  basis  kas, sedangkan pada akuntansi keuangan umumnya yang berlaku adalah basis akrual. 
Secara sederhana, akuntansi berbasis kas mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran kas dan tidak mencatat aset dan kewajiban. Sedangkan basis akrual mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya  transaksi (baik  kas  maupun  nonkas)  dan  mencatat  aset  dan kewajiban. 
Memang pada akuntansi keuangan dapat juga memakai basis kas, tetapi pengertian basis kas pada akuntansi keuangan tersebut juga berbeda dengan basis kas yang dianut pada akuntansi pemerintahan Indonesia. 
Pada akuntansi pemerintahan Indonesia, basis kas berarti:   
  • Anggaran dinyatakan sebagai beban anggaran pada waktu pengeluarannya dari kas negara. 
  • Anggaran dinyatakan sebagai menguntungkan anggaran pada waktu penerimaannya oleh kas negara. 
Akuntansi berbasis kas mempunyai kelebihan yaitu sederhana penerapannya dan mudah dipahami. Namun basis ini mempunyai berbagai kekurangan antara lain  kurang  informatif  karena  hanya  berisi  informasi  tentang  penerimaan, pengeluaran, dan saldo kas serta tidak memberikan informasi tentang aset dan kewajiban.

Sebaliknya, informasi yang disusun dengan akuntansi berbasis akrual akan mempermudah para pemakai untuk:   
  • Membandingkan secara berimbang antara alternatif dari pemakaian sumber daya,
  • Menilai kinerja, posisi keuangan, dan arus kas dari entitas pemerintah,
  • Melakukan   evaluasi   atas   kemampuan   pemerintah   untuk   mendanai kegiatannya serta   kemampuannya  untuk  memenuhi  kewajiban  dan komitmennya,
  • Melakukan evaluasi atas biaya, efisiensi, dan pencapaian kinerja pemerintah,
  • Memahami keberhasilan pemerintah dalam mengelola sumber daya.  

Perlu  diberikan  catatan  bahwa  akuntansi  pemerintahan  Indonesia  pada masa lampau memang pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja adalah berbasis kas. Sedangkan saat ini sedang dalam perubahan dari akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual (cash toward accrual). Perubahan ini merupakan bagian dari reformasi keuangan negara seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003. Akuntansi berb
asis kas menuju 
akrual yang dikembangkan di Indonesia saat ini adalah menggunakan basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran, dan menggunakan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca (Binsar H. Simanjuntak, 2005). 
 

Pada  ketentuan  peralihan  Undang-undang  Nomor   17  Tahun     2003 disebutkan bahwa pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun sejak berlakunya undang-undang  tersebut (berarti   tahun 2008).  Selama  pengakuan  dan pengukuran  berbasis  akrual  belum  dilaksanakan,  digunakan  pengakuan  dan pengukuran  berbasis  kas.  Oleh  karena  itu,  untuk  menyiapkan  perubahan tersebut, sekarang ini yang berlaku adalah cash toward accrual.
perusahaan akuntansi, akuntansi pemerintahan, akuntansi pemerintah, akuntan sektor publik, standar akuntansi pemerintahan

7. Masalah Sistem Entry yang Digunakan

Pada awalnya,  akuntansi  pemerintahan  Indonesia  menggunakan  sistem catatan tunggal  (single entry), yaitu setiap transaksi keuangan hanya dicatat (dijurnal)  sekali.  Biasanya  sistem  single entry  ini  dalam  akuntansi  keuangan digunakan untuk organisasi yang kecil atau sederhana. 

Dengan digunakan sistem single entry, maka pengertian atau catatan yang biasa terdapat dalam akuntansi keuangan, misalnya persamaan akuntansi (accounting equation), trial balance, jurnal  dan postingnya ke general ledger, menjadi tidak ada dalam akuntansi pemerintahan Indonesia. Dengan  menggunakan  single  entry,  produk  akhir  siklus  akuntansinya bukanlah neraca, karena yang dicatat tidak selengkap seperti pada proprietory accounting, yaitu yang mencatat harta, utang, ekuitas, pendapatan serta beban dalam sistem akuntansinya.  

Sebagai contoh, akuntansi anggaran mencatat anggaran dan realisasinya baik sisi pendapatan maupun belanja, tetapi tidak mencatat harta, utang maupun ekuitas.  Demikian  pula  akuntansi  inventaris  yang  hanya  mencatat  inventaris beserta   perubahan-perubahannya,   juga   tidak   mencatat   hutang,   ekuitas, pendapatan maupun belanja; oleh karena itu, akuntansi dengan sistem single entry ini tidak dapat menghasilkan neraca. Dalam kaitan ini  perlu  diberikan  catatan  bahwa  sistem  single  entry  ini (bersama-sama dengan perubahan basis kas menjadi basis akrual) akan diubah menjadi sistem double entry. 

Kesimpulan

Secara singkat, perbedaan antara akuntansi komersial dan akuntansi pemerintahan terletak pada sifat entitas, tujuan pelaporan keuangan, dan sumber dana. Akuntansi komersial digunakan untuk entitas bisnis dengan tujuan memperoleh keuntungan, sedangkan akuntansi pemerintahan digunakan oleh entitas pemerintah dengan tujuan pelayanan publik. Dalam akuntansi komersial, sumber dana bersumber dari modal sendiri atau pinjaman, sedangkan dalam akuntansi pemerintahan sumber dana bersumber dari pajak dan dana publik lainnya. Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis dan pemerintahan untuk memahami perbedaan antara kedua jenis akuntansi tersebut guna menjaga keuangan dan pelaporan yang tepat dan akurat.

Tag yang terkait akuntansi pemerintahan, standar akuntansi pemerintahan 2011, sistem akuntansi pemerintahan daerah, pengertian akuntansi pemerintahan, akuntansi pemerintahan daerah, judul skripsi akuntansi pemerintahan, buku akuntansi pemerintahan, jurnal akuntansi pemerintah, akuntansi sektor publik, perusahaan akuntansi, akuntansi perusahaan manufaktur download, akuntansi perusahaan minyak download, perusahaan jasa, siklus akuntansi, dalam perusahaan, perusahaan dagang, akuntansi jasa, sistem akuntansi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *